Orangtua seringkali terdengar khawatir apabila anaknya belum memiliki minat belajar calistung (membaca, menulis, berhitung), padahal usia anak sudah 6 tahun. Akhirnya banyak orangtua yang memaksakan anak untuk belajar calistung meski anaknya belum berminat, misalnya dengan memberikan kursus calistung. Yang akan terjadi apabila anak dipaksa belajar calistung adalah anak akan stress atau trauma, selain itu juga akan mempengaruhi kematangan emosinya.
Yang perlu orangtua ketahui adalah bahwa menurut Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen PAUD dan Dikmas Kemendikbud), Harris Iskandar, pada perhelatan tahunan Sosialisasi dan Harmonisasi Bunda PAUD 2019, di Jakarta, Senin (1/4/2019) kompetensi calistung baru diajarkan secara formal saat peserta didik berada di jenjang sekolah dasar (SD).
Jika anak masih berada pada usia PAUD, maka yang perlu dipersiapkan adalah pra-calistung. Pra-calistung merupakan kunci sukses anak mampu calistung. Tahap pra-calistung dapat diperkenalkan sejak dini saat anak mulai bisa mendengarkan, melihat, merasakan, menyentuh, memegang, mengurutkan, membedakan, mengira-ngira, dsb.
(Foto diambil sebelum pandemi Covid-19)
Pelaksanaan pra-calistung ini perlu dilaksanakan dengan suasana yang menyenangkan, bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, diperkenalkan secara kongkret serta diberikan sesuai kebutuhan dan minat anak.
Pola kegiatan pra-calistung yang bisa dilaksanakan di rumah antara lain:
Setelah mempersiapkan pra-calistung, barulah mulai mempertimbangkan sekolah dasar seperti apa yang perlu dipilih oleh orangtua saat anaknya belum lancar calistung. Pilihlah sekolah dasar yang memperhatikan aspek-aspek berikut ini:
Nah kini orangtua tidak perlu khawatir lagi, yang penting orangtua mampu manfaatkan periode emas anak untuk menguatkan pra-calistungnya. Harapannya adalah agar ketika anak sudah siap dan berminat belajar calistung, mereka akan lebih mudah mempelajarinya. Oleh karena itu, mulailah dengan tahap pra-calistung yang paling mudah dan kongkret untuk anak, serta perkenalkan dengan kegiatan yang sederhana dan tentunya menyenangkan. Salam Cerdas Gemilang!
Penulis: Nova Agnesha.